Laporan Kimia Organik - IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI ALKOHOL
BAB
I
IDENTIFIKASI
GUGUS FUNGSI ALKOHOL
TUJUAN :
- Mengetahui sifat fisik alkohol dan fenol
- Membedakan senyawa alkohol primer, sekunder, tersier dan fenol dengan menggunakan tes Lucas dan Ferri Klorida
A. Pre-lab
1. Jelaskan
perbedaan karakteristik antara alkohol primer, sekunder dan tersier!
Perbedaan karakteristik alkohol primer, sekunder dan tersier ada pada
atom C yang terikat. Pada alkohol primer atom C yang terikat pada gugus OH
mengikat 1 atom C, Pada alkohol sekunder atom C yang terikat pada gugus OH
mengikat 2 atom C, Pada alkohol tersier atom C yang terikat pada gugus OH
mengikat 3 atom C.
Selain itu untuk membedakan suatu alkohol termasuk alkohol primer,
sekunder atau tersier dapat dilakukan menggunakan pereaksi Lucas, jika
alkohol primer tidak bereaksi setelah diberi reagen Lucas, alkohol sekunder
bereaksi lambat dan alkohol tersier akan dengan cepat bereaksi dengan reagen
Lucas.
Selain itu untuk membedakannya dengan cara mereaksikannya, alkohol
primer apabila dioksidasi menghasilkan aldehid dan bila dioksidasi lagi
menghasilkan asam karboksilat. Alkohol sekunder dioksidasi akan menghasilkan
keton. Alkohol tersier tidak terjadi oksidasi karena tidak ada atom H yang
terikat pada atom karbinol (Hart, 2005).
|
2. Jelaskan
perbedaan antara senyawa alkohol dan fenol !
Perbedaan alkohol dan fenol yaitu, hidrogen pada fenol bersifat asam
dari pada alkohol. Gugus –OH pada fenol terikat dengan cincin aromatik
sedangkan pada alkohol terikat pada atom karbon terbuka. Gugus OH pada
aromatik sulit disubtitusi pada alkohol bisa disubtitusi. Selain itu, dapat
pula dibedakan dari gugus R nya. Pada fenol gugus R penyusunnya merupakan
gugus aril. Pada alkohol gugus R penyusunnya adalah alkil
(Bettelheim, 2005).
|
3. Jelaskan
prinsip analisa tes Lucas dan Ferri Klorida!
Prinsip analisis uji lucas adalah membedakan senyawa alkohol primer,
sekunder dan tertier dengan reagen yang terbuat dari campuran asam klorida
pekat dengan seng klorida. Dimana alkohol primer tidak bereaksi, alkohol
sekunder bereaksi sedikit dan lambat dan alkohol tersier dapat bereaksi
cepat.
Prinsip analisa tes Ferri Klorida adalah dengan senyawa aromatik, dimana
FeCl3 akan beraksi jika terdapat gugus aromatik yang akan
menghasilkan warna hitam, sehingga uji Ferri Klorida hanya ditemukan pada
senyawa fenol dan tidak ada pada alkohol (Ghalib, 2010).
|
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Sampel
dan Bahan
1. Aquades
Aquades adalah air
hasil destilasi atau penyulingan, sama dengan air murni dan tidak ada
mineral-mineral lain. Air destilasi ini memiliki rumus kimia pada air umumnya yaitu H2O,
yang berarti dalam 1 molekul terdapat 2 atom hidrogen kovalen dan atom oksigen
tunggal. Molekul pada H2O berbentuk asimetris sehingga
memiliki elektronegativitas lebih tinggi dari atom hidrogen. Aquades ini bentuknya
cair dan seperti air pada umumnya dan merupakan bahan kimia yang tidak
berbahaya bagi tubuh manusia karena memiliki pH netral sehingga tidak
menimbulkan efek samping. Aquades ini biasanya berfungsi sebagai pelarut (Hart,
2005).
2. Etanol
Etanol
biasa dikenal dengan sebutan etil alkohol, alkohol solut, alkohol murni atau
alkohol saja. Rumus molekul dari etanol itu sendiri adalah C2H5OH.
Etanol termasuk dalam alkohol primer. Sifat-Sifat Etanol dibagi menjadi 2 yaitu
berdasarkan sifat kimanya: reaksi asam basa, halogenasi, pembuatan ester, dehidrasi,
oksidasi dan pembakaran. Berdasarkan sifat fisikanya dipengaruhi oleh: keberadaan gugus hidroksil, pendeknya rantai
karbon etanol, gugus hidroksil dapat berpartisipasi ke dalam ikatan hidrogen,
sehingga membuatnya cair dan lebih sulit menguap dari pada senyawa organik
lainnya dengan massa molekul yang sama. Etanol digunakan untuk bahan baku
industri atau pelarut (Bettelheim,
2005).
3. Metanol
Metanol merupakan
cairan yang jernih, tidak berwarna, dan merupakan cairan yang mudah terbakar.
Metanol dapat dibuat dengan mereaksikan hidrogen dengan karbon monoksida
atau karbon
dioksida. Metanol banyak dipakai pada industri sebagai starting
material pembuatan berbagai bahan kimia, sebagai cairan pembersih kaca mobil,
pembersih karburator, antibeku, toner mesin fotokopi, dan bahan bakar. Sifat fisika
dan kimia metanol antara lain memiliki rumus molekul CH3OH, massa
molar 32,04 g/mol dan memiliki densitas 0.7918 g/cm³. Api dari metanol
biasanya tidak berwarna. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati bila berada dekat
metanol yang terbakar untuk mencegah cedera akibat api yang tak terlihat (Ali, 2005).
4. 2-Propanol
2-propanol memiliki
rumus molekul (CH3)2CHOH
dan titik didihnya 82,3oC. Sering disebut alkohol,
isopropil alkohol berguna untuk mendinginkan kulit dengan penguapan. Dengan
demikian membantu untuk menurunkan demam . Zat ini dapat mengeras di kulit dan
mengurangi ukuran pori-pori dan membatasi sekresi. Zat ini digunakan sebagai
pelarut untuk kosmetik , parfum dan krim kulit (Sudarmo, 2006).
5. Fenol
Fenol berbentuk solid, berbau aromatik dan tajam, tidak berwarna. Memiliki
titik didih 182°C dan titik leleh 42°C. Fenol berfungsi sebagai zat antiseptik, zat disinfektan, Pembuatan
pewarna, resin. Sifat kimia yang paling penting dari
fenol adalah bahwa tidak seperti alkohol, mereka bersifat asam. Fenol memiliki
nilai Ka sekitar 10-10 (pKa = 10), yang membuat mereka asam lemah, jauh lebih
kuat dari air tetapi jauh lebih lemah dari asam karboksilat (pKa sekitar 5) (Bettelheim, 2005).
B. Reagen
1. Reagen
Lucas (HCl dan ZnCl2)
Reagen lucas merupakan suatu campuran asam
klorida pekat dan seng klorida. Uji
Lucas dalam alkohol adalah tes untuk membedakan antara alkohol primer, sekunder
dan tersier. Hal ini didasarkan pada perbedaan reaktivitas dari tiga kelas
alkohol dengan hidrogen halida. Alkohol tersier bereaksi dengan reagen Lucas
untuk menghasilkan kekeruhan walaupun tanpa pemanasan, sementara alkohol
sekunder melakukannya dengan pemanasan. Alkohol primer tidak bereaksi dengan
reagen Lucas (Ghalib, 2010).
2. Reagen
Feri Klorida
Besi (III) klorida,
atau feri klorida adalah suatu senyawa kimia yang merupakan komoditas skala industri, dengan rumus kimia FeCl3. Senyawa ini umum
digunakan dalam pengolahan limbah, produksi air minum maupun sebagai katalis, baik
di industri maupun di laboratorium. Warnanya kristal tergantung pada sudut pandang,
jika terkena refleksi cahaya, kristal berwarna hijau gelap, tapi dengan transimsi
kristal berwarna ungu-merah. Prinsip analisa tes Ferri Klorida adalah dengan senyawa
aromatik, dimana FeCl3 akan beraksi jika terdapat gugus aromatik
yang akan menghasilkan warna hitam, sehingga uji Ferri Klorida hanya ditemukan
pada senyawa fenol dan tidak ada pada alkohol (Ghalib, 2010).
C.
HASIL PERCOBAAN DAN PENGAMATAN
a. Tes Lucas
Sampel
|
Perubahan Waktu
|
Hasil Uji (+) / (-)
|
||
Awal
|
15 menit
|
10 menit + panas
|
||
Fenol
|
Bening putih
|
Putih bening
|
Putih bening
|
-
|
2-Propanol
|
Bening putih
|
Putih bening
|
Putih keruh
|
-
|
Metanol
|
Bening putih
|
Putih bening
|
Putih bening
|
-
|
Etanol
|
Bening putih
|
Putih bening
|
Putih bening
|
-
|
b.
Tes Ferri Klorida
Sampel
|
Sampel+Reagen Lucas
|
Hasil Uji (+)/(-)
|
Fenol
|
Ungu
|
+
|
2-Propanol
|
Kuning
Bening
|
-
|
Metanol
|
Kuning
Bening
|
-
|
Etanol
|
Kuning
Bening
|
-
|
PERTANYAAN
1. a. Bahas dan bandingkan data-data hasil uji Lucas dari
beberapa sampel dalam percobaan ini !
Prinsip analisis uji lucas
adalah membedakan senyawa alkohol primer, sekunder dan tertier dengan reagen
yang terbuat dari campuran asam klorida pekat dengan seng klorida. Dimana ZnCl2
berfungsi sebagai katalis asam lewis, HCl berfungsi untuk melarutkan alkohol
dan menyumbangkan atom Cl- pada pembuatan alkil klorida dan Cl2
berfungsi sebagai katalisator pada reaksi Lucas dan membantu dalam proses
pemekatan warna reagen Lucas itu sendiri. Dalam reagen ini alkohol primer tidak
bereaksi, alkohol sekunder bereaksi sedikit dan lambat ditambah dengan pemanasan
dan alkohol tersier dapat bereaksi cepat meskipun tanpa pemanasan. Reaksi
positif ditandai dengan terbentuknya kabut dan terbentuk dua lapisan pada
sampel (Ghalib,
2010).
Dalam praktikum ini,
langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan. Alat yang
disiapkan antara lain tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes, pipet
ukur, beaker glass, sumbat gabus dan waterbath. Bahan yang digunakan antara
lain aquades, metanol, etanol, 2-propanol, larutan fenol dan reagen Lucas.
Setelah alat dan bahan disiapkan, kemudian praktikum dimulai dengan menaruh
sampel berupa metanol, etanol, 2-propanol dan larutan fenol ke dalam
masing-masing tabung reaksi sebanyak 0.5 ml menggunakan pipet tetes. Selanjutnya
kedalam masing masing tabung reaksi yang telah berisi sampel dimasukkan reagen
lucas sebanyak 3 ml dan langsung ditutup menggunakan sumbat gabus. Kemudian
dikocok ditunggu 15 menit dan diamati perubahannya apakah terbentuknya kabut
atau tidak. Jika larutan tidak terbentuk kabut maka dipanaskan pada suhu 600C
selama 10 menit. Kemudian diamati lagi perubahannya dan diperoleh hasil.
Dari data hasil percobaan
yang telah diperoleh, pada sampel fenol yang semula berwarna bening setelah
didiamkan 15 menit dan dipanaskan selama 10 menit tidak ada perubahan, artinya
hasil uji reagen lucas dengan fenol adalah negatif. Hal ini sesuai dengan
literatur bahwa fenol tidak bereaksi dengan reagen Lucas (Hart,
2005). Selanjutnya
pada sampel 2-Propanol yang semula berwarna bening, pada saat didiamkan sempat
terbentuk sedikit kabut dan sedikit keruh, namun karena terjadi sedikit
kecelakaan yang menyebabkan tutup tabung reaksi lepas, maka kabut yang sedikit
tadi kemungkinan menguap, sehingga setelah dipanaskan selama 10 menit pun tidak
terjadi perubahan dan tidak juga berkabut. Kemudian untuk memastikan, percobaan
dengan sampel 2-propanol diulangi lagi dari awal, namun hasilnya sama, tidak
terbentuk kabut dan dua lapisan pada sampel, artinya uji reagen Lucas dengan
2-propanol adalah negatif. Dalam literatur, reagen Lucas akan menghasilkan
kabut dan 2 lapisan pada sampel bila bereaksi dengan alkohol sekunder (jika
perlu dilakukan pemanasan) (Hart, 2005). 2-propanol merupakan
alkohol sekunder, seharusnya 2-propanol membentuk kabut atau dua lapisan ketika
direaksikan dengan reagen Lucas. Kesalahan ini dimungkinkan karena 2-propanol
sendiri yang telah lama disimpan sehingga mengalami oksidasi dan pada saat
menutup dengan gabus penutup tidak rapat. Selanjutnya sampel metanol, keadaan
awal berwarna putih bening dan tidak mengalami perubahan saat didiamkan 15
menit dan setelah dipanaskan selama 10 menit, artinya uji reagen Lucas dengan
metanol adalah negatif. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa alkohol primer
tidak bereaksi dengan reagen Lucas (Hart, 2005). Metanol merupakan alkohol
primer. Selanjutnya sampel etanol, pada sampel etanol keadaan awal adalah berwarna
bening putih dan ketika didiamkan selama 15 menit dan dipanaskan selama 10
menit tidak terjadi perubahan, artinya uji reagen Lucas dengan etanol adalah
negatif. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa alkohol primer tidak bereaksi
dengan reagen Lucas, etanol merupakan alkohol primer (Hart,
2005).
b. Tuliskan mekanisme reaksi
yang mendasari prinsip uji Lucas pada identifikasi gugus alkohol
Pada reaksi
yang terjadi pada uji lucas ini adalah reagen lucas akan melarutkan alkohol.
Gugus OH yang kurang nukleofilik akan terlepas dan bereaksi dengan H+
membentuk H2O. Sedangkan alkohol yang kehilangan OH akan digantikan
dengan Cl- pada reagen Lucas., sehingga terbentuk reagen alkil klorida. Reaksi antara reagen Lucas
dengan alkohol sekunder atau tersier merupakan reaksi subtitusi nukleosiklik
SN1. Berikut adalah reaksi yang terjadi dari beberapa sampel yang ditambahkan
reagen lucas :
Etanol:
CH3 CH2 OH + HCl ==> tidak ada reaksi
Methanol: CH3 OH + HCl ==> tidak ada reaksi
2-propanol:
2-propanol + HCl ==>
tidak ada reaksi,
seharusnya bereaksi sedikit membentuk kabut atau dua lapisan
Fenol:
C6H5
OH + HCl è
tidak ada reaksi
2.
Bahas
dan bandingkan data-data hasil uji Ferri Klorida dari beberapa sampel dalam
percobaan ini!
Prinsip dari uji feri klorida adalah mendeteksi keberadaan
fenol pada sampel dengan penambahan larutan feri klorida yang uji positifnya
akan menghasilkan warna ungu, merah, hijau atau biru sebagai akibat dari adanya
reaksi gugus OH pada fenol bereaksi dengan larutan feri klorida. Warna yang
diperoleh bergantung pada subtituen yang terikat pada fenol (Ghalib,
2010).
Dalam praktikum kali ini, langkah pertama adalah
menyiapkan alat dan bahan. Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain
adalah tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes, pipet ukur, beaker glass
dan water bath. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah aquades, metanol, etanol,
2-propanol, larutan fenol dan reagen feri klorida 5%. Setelah alat dan bahan
disipakan, praktikum dimulai dengan mengisi lima tabung reaksi dengan aquades
sebanyak 1 ml menggunakan pipet ukur. Kemudian masing-masing tabung reaksi yang
telah berisi 1 ml aquades ditetesi sampel yaitu aquades, metanol, etanol,
2-propanol, larutan fenol sebanyak lima tretes menggunakan pipet tetes.
Selanjutnya masing-masing tabung reaksi yang telah terisi sampel dan aquades
ditambahkan reagen feri klorida sebanyak dua tetes, kemudian dikocok.
Selanjutnya diamati perubahan yang terjadi dan dicatat, kemudian diperoleh
hasil uji.
Dari data hasil praktikum
yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pada sampel fenol ketika ditambah
reagen warnanya menjadi ungu. Artinya hasil uji feri klorida dengan fenol
adalah positif. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa fenol akan bereaksi
dengan feri klorida yang ditandai dengan terbentuknya warna ungu (Sudarmo,
2006). Selanjutnya sampel 2-propanol, pada sampel ini setelah ditetesi reagen
feri klorida berwarna kuning bening. Artiya uji feri klorida dengan 2-propanol
adalah negatif. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa alkohol tidak bereaksi
dengan uji feri klorida (Sudarmo, 2006). Selanjutnya sampel
metanol, pada sampel ini ketika ditambah reagen feri korida berwarna kuning
bening. Artinya uji feri klorida dengan metanol adalah negatif. Hal ini sesuai
dengan literatur bahwa alkohol tidak bereaksi dengan uji feri klorida (Sudarmo,
2006). Selanjutnya sampel etanol, pada sampel ini setelah ditetesi reagen feri
klorida, warnanya kuning bening. Artinya uji feri klorida dengan etanol adalah
negatif. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa alkohol tidak bereaksi dengan
uji feri klorida (Sudarmo, 2006).
Reaksi Uji feri klorida
adalah reaksi substitusi antara sampel dengan reagen feri klorida dimana H+
dalam fenol digantikan dengan Fe3+ dengan reagen feri klorida.
Sedangkan H+ yang lepas berikatan dengan Cl- membentuk
HCl. Sedangkan Fe3+ akan berikatan dengan cincin benzen membentuk
FeO yang dapat mengubah warna dari kuning transparan menjadi ungu, yang
menandakan hasil uji positif. Fenol memiliki substituen OH, sehingga perubahan
warna yang terjadi adalah ungu. FeCl3 akan beraksi jika terdapat
gugus aromatik yang akan menghasilkan warna ungu, sehingga uji Ferri Klorida
hanya ditemukan pada senyawa fenol dan tidak ada pada alkohol (Bettelheim, 2005). Berikut adalah reaksi ferri klorida dengan beberapa
sampel yang digunakan :
Sampel fenol :
OH
+ FeCl3 Fe ( O ) + 3 HCl
Etanol
: CH3 CH2 OH + FeCl3ètidak
ada reaksi
Methanol : CH3 OH + FeCl3 è
tidak ada reaksi
2-propanol: 2-propanol + FeCl3 è
tidak ada reaksi
KESIMPULAN
Prinsip analisis uji lucas
adalah membedakan senyawa alkohol primer, sekunder dan tertier dengan reagen
yang terbuat dari campuran asam klorida pekat dengan seng klorida. Dimana
alkohol primer tidak bereaksi, alkohol sekunder bereaksi sedikit dan lambat
ditambah dengan pemanasan dan alkohol tersier dapat bereaksi cepat meskipun
tanpa pemanasan. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya kabut dan
terbentuk dua lapisan pada sampel. Sedangkan prinsip dari uji feri klorida adalah mendeteksi
keberadaan fenol pada sampel dengan penambahan larutan feri klorida yang uji
positifnya akan menghasilkan warna ungu, merah, hijau atau biru sebagai akibat
dari adanya reaksi gugus OH pada fenol bereaksi dengan larutan feri klorida.
Warna yang diperoleh bergantung pada subtituen yang terikat pada fenol.
Dari praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa yang
bereaksi dan hasil uji positif terhadap uji ferri klorida adalah sampel fenol,
sedangkan sampel yang lain hasil ujinya negatif. Hal ini karena ferri klorida
hanya bereaksi pada fenol, tidak pada alkohol. Selanjutnya pada uji Lucas tidak
ada yang menghasilkan hasil uji positif. Seharusnya 2-propanol hasil uji
positif karena ia merupakan alkohol sekunder. Namun kesalahan ini dimungkinkan
karena adanya human error, 2-propanol yang terlalu lama disimpan dan penutup
gabus pada tabung reaksi yang tidak rapat.
Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam laporan ini
Komentar
mkasih
makasih mabk