Laporan Mikrobiologi - MPN (Most Probably Number)

PEMBAHASAN



1.      Tuliskan hasil pengamatan anda dari presumptive test seri 3 tabung

Sampel

Pengenceran
Jumlah tabung positif

Kombinasi
Nilai MPN

MPN count/ml

Keterangan

Air sungai
10-1
3

3 3 3

> 24.00

2.4 x 104 MPN Count/mL
Data Kelompok
M-1
10-2
3
10-3
3
10-4
3

Teh kita
10-1
0

0 0 0

< 0.03
< 3 MPN Count/mL
Data Kelompok
M-2
10-2
0
10-3
0

Air sumur
10-1
0

0 0 0

< 0.03

< 3 MPN Count/mL
Data Kelompok
M-3 (Primer)
10-2
0
10-3
0


















2. Tuliskan cara perhitungan anda (Data Primer) untuk mendapatkan nilai MPN count/ml.
1.      Sampel air sungai
Jumlah tabung positif pada pengenceran 10-1 = 3, 10-2 = 3, 10-3 = 3, 10-4 = 3
Sehingga nilai seri MPN = > 24.00
Perhitungan MPN Count = Nilai MPN x 1 : Pengenceran yang ditengah

                                         = > 24.00 x   1 : 10-2
                                         = > 2.4 x 104 MPN count per ml
2.      Sampel Teh Kita
Jumlah tabung positif pada pengenceran 10-1 = 0, 10-2 = 0, 10-3 = 0
Sehingga nilai seri MPN = < 0.03
Perhitungan MPN Count = Nilai MPN x 1 : Pengenceran yang ditengah

                                         = < 0.03. x 1 : 10-2
                                         = < 3 MPN count per ml

3.   Sampel air sumur
Jumlah tabung positif pada pengenceran 10-1 = 0, 10-2 = 0, 10-3 = 0
Sehingga nilai seri MPN = < 0.03
Perhitungan MPN Count = Nilai MPN x 1 : Pengenceran yang ditengah

                                         = < 0.03. x  1 : 10-2
                                                = < 3 MPN count per ml

3. Bahas data yang Anda peroleh dari sampel yang diuji.
Uji penduga merupakan uji kuantitatif  koliform menggunakan metode MPN. Uji ini bertujuan untuk mendeteksi mikroorganisme yang dapat memfermentasi laktosa, yang dicirikan oleh kemampuan bakteri menghasilkan asam dan gas pada tabung durham setelah diinokulasikan 48 jam pada suhu 30-32oC. Mikroorganisme itu kemudian diduga sebagai bakteri coliform. Dalam uji ini ada tabung positif dan tabung negatif, tabung positif adalah tabung yang ditumbuhi mikroba yang ditandai dengan adanya gelembung gas pada tabung durham dan ada kekeruhan, gas pada tabung durham menandakan metabolic dari mikroorganisme berupa CO2. Sedangkan tabung negatif adalah tabung yang tidak ditumbuhi mikroba yang ditandai dengan tidak adanya gelembung gas pada tabung durham.
Pada data hasil percobaan yang telah diperoleh, pada sampel air sungai, tabung pengenceran 10-1 terdapat 3 tabung positif, begitu pula pada tabung pengenceran 10-2,
10-3 dan 10-4. Sehingga diperoleh kombinasi 3 3 3 dan didapatkan nilai seri MPNnya, yaitu >24.00. Sehingga dapat dihitung nilai MPN dan diperoleh nilai MPN untuk air sungai adalah 2.4 x 104 MPN count per ml. Pada sampel teh kemasan bermerek “Teh Kita”, tabung pengenceran 10-1 tidak terdapat tabung positif, begitu pula pada tabung pengenceran 10-2 dan 10-3. Sehingga diperoleh kombinasi 0 0 0 dan didapatkan nilai seri MPNnya, yaitu <0 .03.="" 10="" 3="" adalah="" air="" count="" dan="" dapat="" dihitung="" diperoleh="" kita="" ml.="" mpn="" nilai="" pada="" pengenceran="" per="" sampel="" sehingga="" sumur="" sup="" teh="" untuk="">-1
tidak terdapat tabung positif, begitu pula pada tabung pengenceran 10-2, 10-3. Sehingga diperoleh kombinasi 0 0 0 dan didapatkan nilai seri MPNnya adalah <0 .03.="" 3="" adalah="" air="" count="" dan="" dapat="" dihitung="" diperoleh="" ml.="" mpn="" nilai="" p="" per="" sehingga="" sumur="" untuk="">
            Berdasarkan Kempenkes RI nomor 907/ MENKES/SK/VII/2002, persyaratan bakteriologis air minum adalah dilihat dari koliform per 100 ml sampel air dengan kadar maksimum yang diperbolehkan adalah nol. Menurut peraturan MENKESRI Nomor  907/ MENKES/SK/VII/2002 air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah dimasak.
            Berdasarkan literatur tersebut air dengan sanitasi yang baik ada pada air sumur dan Teh Kita karena tidak terdapat koliform, Kemudian sanitasi yang buruk ada pada air sungai karena mengandung koliform dan nilai MPN count per ml adalah 24 x 103. Bakteri ini ada pada sampel air sungai karena air sungai sendiri adalah air yang tercemar dan sering kali terdapat feses manusia dan diperkirakan adanya koliform tersebut dari feses manusia yang ada pada air sungai.

4. Bandingkan dan bahas data yang anda peroleh  dengan data dua kelompok lainnya yang menggunakan sampel yang berbeda.
Pada perhitungan data MPN pada air sungai (data sekunder) menunjukkan bahwa pengenceran yang dilakukan hingga 10-4 menghasilkan jumlah tabung positif yaitu sebanyak 3 dari 3 sampel yang ditandai dengan adanya gelembung gas pada tabung durham, gas tersebut merupakan hasil dari metabolic mikroorganisme dalam tabung durham berbentuk CO2 . Hal ini menunjukkan bahwa kandungan koliform pada air sungai sangat tinggi yaitu  >2.4x104 MPN count per ml. Dengan begitu dapat didefinisikan bahwa pada air sungai tidak baik untuk dikonsumsi secara langsung. Sedangkan pada perhitungan data MPN pada air sumur (data primer) dan Teh Kita memiki kesamaan, yaitu  hingga pengenceran 10-3 tidak terdapat adanya tabung positif, hal ini menunjukkan bahwa kandungan koliform pada air sumur dan Teh Kita < 3 MPN count per ml. Dengan begitu dapat didefinisikan bahwa pada air sumur dan  Teh Kita dapat  untuk dikonsumsi.
        Pada literatur, persyaratan air minum kemasan yang baik adalah yang tidak mengandung E. Coli, berarti Teh Kita layak untuk dikonsumsi. Selanjutnya MPN untuk air sumur yang baik adalah koliform tidak lebih dari 50 MPN count per  100 ml, sehingga air sumur pada sampel juga baik untuk dikonsumsi karena tidak mengandung bakteri koliform. Selanjutnya untuk air sungai yang layak untuk digunakan adalah yang mengandung koliform 1000 MPN count per 100 ml. Sehingga air sungai pada sampel masih layak untuk digunakan namun tidak untuk dikonsumsi. Jadi air sumur dan Teh Kita memiliki sanitasi air yang tinggi sedangkan air sungai sanitasinya rendah. 
 
5. Gambarkan hasil pengamatan anda pada confirmed test menggunakan EMBA (gunakan pensil warna).






6. Bandingkan dan bahas data yang anda peroleh pada poin 5, dengan salah satu kelompok lainnya.

              Uji penguat merupakankan kelanjutan dari uji penduga. Prinsip dari metode ini adalah memelihara biakan agar tuang dari piaraan laktosa cair yang menunjukkan reaksi positif (timbul gas pada tabung durham) pada media agar selektif dan diferensial yaitu Eosine Methylene Blue Agar (EMBA). Dari medium ini kemudian diinokulasikan sejumlah 1 ml air dari biakan laktosa cair yang menunjukkan hasil positif. Kemudian biakan diinkubasikan selama 24 jam pada suhu 35oC. Hasil pada EMBA, bila hasil goresan berwarna hijau metalik, berinti dan mengkilap seperti logam maka sampel uji positif mengandung E.coli atau  termasuk golongan koliform fekal. Untuk golongan koliform non fekal berwarna merah muda dan untuk yang bukan fekal atau non fekal tidak berwarna.
Dari data hasil percobaan, menggunakan sampel air sungai karena dalam percobaan ini yang positif pada uji penduga adalah sampel air sungai. Sampel air sungai pada pengenceran 10-1, 10-2  dan 10-3 dengan tabung yang berbeda ditanam pada media EMBA. Setelah diinokulasikan dengan media EMBA selama 24 jam dengan suhu 35oC diperoleh berbagai kenampakan, antara lain pada pengenceran 10-1 terdapat kenampakan ungu, titik hitam dan hijau metalik yang mengindikasi adanya koliform fekal dan non fekal. Pada pengenceran 10-2 terdapat kenampakan ungu dan pink yang mengindikasi adanya koliform  non fekal, sedangkan pada sesama pengenceran 10-2 dengan tabung yang berbeda diperoleh kenampakan ungu dan titik hitam begitu juga dengan pengenceran 10-2 yang lain, sehingga dapat diketahui yang tumbuh adalah bakteri non fekal. Pada pengenceran 10-3 terdapat kenampakan ungu, pink dan titik hitam yang mengindikasi adanya bakteri koloform  non fekal, sedangkan pada sesama pengenceran 10-3 dengan tabung yang berbeda diperoleh kenampakan ungu dan titik hitam yang mengindikasi adanya bakteri non fekal. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada pengenceran yang sama, dengan tabung yang berbeda menghasilkan bentuk bakteri yang berbeda-beda. Hal ini kemungkinan disebabkan karena pada saat menanam sampel keadaan lingkunan kurang streil dan menanam secara bergantian, tidak hanya satu orang. Sehingga memungkinkan adanya kontaminasi pada bakteri, sehingga hasilnya berbed-beda.




7. Apa kesimpulan dari praktikum ini?

Uji penduga adalah uji yang pertama kali dilakukan dalam metode MPN. Uji ini bertujuan untuk mendeteksi mikroorganisme yang dapat memfermentasi laktosa, yang dicirikan oleh kemampuan bakteri menghasilkan asam dan gas pada tabung durham setelah diinokulasikan 48 jam pada suhu 30-32oC. Mikroorganisme itu kemudian diduga sebagai bakteri coliform. Sedangkan Uji penguat merupakankan kelanjutan dari uji penduga. Prinsip dari metode ini adalah memelihara biakan agar tuang dari piaraan laktosa cair yang menunjukkan reaksi positif (timbul gas pada tabung durham) pada media agar selektif dan diferensial yaitu Eosine Methylene Blue Agar (EMBA) dan diinkubasikan selama 24 jam pada suhu 35oC.
Dari data hasil praktikum yang diperoleh, sesuai dengan literatur MENKESRI Nomor  907/MENKES/SK/VII/2002 bahwa air yang layak dikonsumsi oleh manusia adalah air yang tidak mengandung koliform. Sehingga dapat disimpulkan bahwa air sumur dan Teh Kita merupakan air yang layak dikonsumsi manusia karena tidak mengandung bakteri koliform. Sedangkan air sungai merupakan air yang tidak layak dikonsumsi manusia karena terdapat bakteri koliform yang tinggi  yaitu >2.4x10-4 MPN count per ml.

 
8. Mengapa bakteri koliform digunakan sebagai indikator sanitasi air yang dapat dikonsumsi manusia ?
Karena bakteri koliform terdapat pada saluran pencernaan manusia sehingga bisa menjadi indikasi apakah suatu air layak dikonsumsi manusia atau tidak. Selain itu bakteri koliform ini dapat digunakan sebagai indikator karena densitasnya berbanding lurus dengan tingkat pencemaran air dan dapat mendeteksi patogen pada air, seperti virus, protozoa dan parasit. Lebih tepatnya bakteri koliform fekal, karena jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan patogen . Jadi terdapatnya bakteri koliform dalam air minum dapat menjadi indikasi kemungkinan besar adanya organisme patogen lainnya yang juga menentukan kualitas air minum layak dikonsumsi manusia atau tidak. Semakin sedikit kandungan koliformnya, semakin baik kualitas suatu air minum (Urwashil, 2008).


9. Bakteri koliform dapat dibedakan menjadi berapa jenis ? berikan contohnya masing-masing 2. Dan bagaimana ciri-ciri kenampakannya masing-masing pada saat ditumbuhkan pada EMBA ?   
Bakteri koliform dibedakan menjadi dua tipe, yakni :
1.      Fekal : yang berasal dari tinja manusia, contoh: E. Coli
2.      Non fekal : yang berasal dari hewan atau tanaman yang sudah mati, contoh : Enterobacter aerogenes dan Klebsiella (Dewanti, 2000)
Pada saat ditumbuhkan pada EMBA, ciri-ciri kenampakan koliform fekal adalah berwarna hijau metalik dan untuk koliform non fekal berwarna kemerah mudaan dan untuk yang bukan keduanya tidak berwarna


10. Apakah metode MPN bisa digunakan untuk mengetahui jumlah koliform pada sampel padat?Jelaskan 
Bisa, namun harus dibuat suspensi 1:10 dari sampel terlebih dahulu. Karena metode ini sampel harus berupa cair yang kemudian diencerkan dengan konsentrasi tertentu.



























 

 



 









Komentar

Indah R mengatakan…
Kak mau nanya, acuan perhitungan mpn nya rumusnya dari mana ya kak ? apakah sni atau iso atau apa ? terimakasih

Most Popular Post

Laporan kimia Organik - IDENTIFIKASI ALDEHID DAN KETON

Laporan Kimia Organik - ANALISIS KUALITATIF KARBOHIDRAT

Laporan Praktikum Kimia Organik - Analisis Kualitatif Protein